Persetanlah Wahai Kau Istilah!

Pembicaraan ringan terjadi antara saya dan ibu saya di meja makan. Beliau berkomentar tentang acara televisi menjelang berbuka puasa sudah tidak ada unsur mendidik sedikit pun bahkan seperti pelecehan dimana penontonya mayoritas ibu-ibu berjilbab namun pembawa acara membawakan acaranya dengan frontal dan kurang bermoral. Pelecehan, iya itu kata yang digunakan ibu saya yang entah kenapa justru oleh saya terbayang tiang bendera yang kerap digunakan untuk menggesek selangkangan durjana teman-teman saya, mungkin itu definisi 'pelecehan' menurut saya. Iyah, menurut saya pun begitu maka saya mengiyakan sembari ngedumel tentang pembawa acara paruh lelaki paruh wanita datang bulan bernama Olga Syahputra yang bak dilahirkan dari batu ginjal diantara simpanse-simpanse betina karena tingkah lakunya yang seperti betina namun kurang pendidikan. Lanjut saya membicarakan boyband dan girlband yang menjamur sekarang ini. Tampak seperti perkumpulan lelaki penyuka sesama jenis yang tak paham cara bernyanyi hingga mereka bernyanyi bersama agar suara individunya yang buruk tak terdengar. Dak lain tak bukan adalah Korea Selatan, negara penghasil tren boyband berparas cantik dan girlband berkaki semampai yang kini digandrungi kawula muda Indonesia.

Ibu saya sontak berkata "Ya anak lagi puber biasalah, gak kayak kamu dulu, aneh!".

Lalu teringat kalau beliau memang berkata benar. Di zaman saya mengalami pubersitas dulu dan mulai mencari jati diri, salah satunya melalui perkembangan musik, saya tak terpengaruh oleh badai band "Kece-pada-masanya" seperti Radja, Samsons, bahkan Kangen Band. Yang justru saya idolakan adalah Nirvana yang bervokaliskan Kurt Cobain, seorang pecandu narkoba yang akhirnya bunuh diri pada tahun 1994. Iyah, pikirku, saya memang aneh.

Seorang ibu yang seharusnya menjadi tembok terakhir putranya yaitu satu-satunya orang yang berani berbohong mengatakan kepada putranya kalau ia ganteng walaupun di dunia luar sanah ia bertemankan seorang tiang saja karena tak henti-hentinya digesekan kepada tiang oleh teman-temanya. Tetapi ibuku berkata yang sebenar-benarnya : saya aneh. Itulah ibuku, jujur.

                                              ----------------------------------------------------

Lagi-lagi hanya sebuah postingan tentang perkembangan zaman, namun inilah faktanya.
Akan datang hari dimana tak ada lagi orang yang berani bertindak beda, melakukan sebuah tindakan rebel dengan maksud positif, karena takut dicela alay.
Akan datang hari dimana perhatian berlebih bahkan mendetail akan punah karena akan dibilang lebay.
Akan datang hari dimana tak ada lagi orang yang berani membuat sajak puisi dan matinya seni roman karena akan dikategorikan galau.

Setidaknya bila memang anda penakut akan istilah-istilah diatas akan dikategorikan kepada anda, maka setidaknya tetap hiduplah dengan jujur.

"Pria adalah yang kulitnya terbakar oleh matahari, membiarkan rambutnya tak disisir bahkan digundulkan, tak seperti yang dibutakan oleh boyband dan pembawa acara banci. Pria itu tangguh!"

Posting Komentar