Pintu Neraka (Sempat) Terbuka

Hari senin lalu saya sempat membuka pintu neraka selama dua jam penuh. Ini sedikit ilustrasi saya yang diperagakan oleh saya mengenai kenangan membuka pintu neraka.


Cara Saya Menghadapi Dunia

Vokalis Kasabian pernah berkata bahwa zaman sekarang sudah menjadi zaman "cengeng". Sudah tidak ada lagi orang yang mendengarkan lagu dengan khyusu', diawali perkenalan singkat satu lagu di radio lalu Anda akan bertanya-tanya "Siapa yang nyanyi?" dan Anda akan membeli kaset sang penyanyi di toko kaset. Untuk saya pribadi, saya pun mengangguk membenarkan perkataanya karena saya sendiri melewati fase itu. Saya memiliki beberapa koleksi kaset rock yang masih saya dengarkan hingga sekarang walaupun sekarang sudah dalam bentuk mp3 di hp. Sempat saya tetap bertahan dengan metode kaset hingga awal SMA, namun akhirnya harus kalah juga oleh format mp3. Itulah kemajuan zaman.
Saya memang bukan orang yang sadar kemajuan zaman. Terbukti saya masih suka terpukau dengan efek komputer sinetron laga di Indosiar. Menyenangkan melihat siluman buaya yang tengah menjadi bulan-bulanan 'kamehameha'nya seorang Ustad lalu disaat melemah sang siluman akan berkata "Gawat, saya harus kembali ke khayangan", lalu dia akan menghilang meninggalkan asap. Konyol memang namun suatu hari nanti bila saya memiliki seorang anak dan ia bertanya darimana ia berasal, dengan yakin saya akan menjawab "Kamu berasal dari khayangan".
Selain itu saya pun bukanlah orang yang banyak mengalami perubahan. Saya masih menyukai tokoh-tokoh komik Marvel klasik, lagu-lagu di hp saya mayoritas berasal dari tahun 90'an hingga awal milenium, saya masih menggunakan kamera berfilem, dan saya masih senang merakit Tamiya. Pada awalnya saya tidak terlalu menghiraukan kestagnanan saya mengikuti perkembangan zaman, namun zaman pun dengan durjananya membangunkan saya. Bagaikan kisah dalam Kitab suci tentang beberapa pemuda dan seekor anjing yang terbangun setelah tidur panjang dalam gua, saya merasakan kisah yang sama, namun sebagai anjingnya. Iya, anjingnya. Seekor anjing mungkin tidak akan menghiraukan perbedaan zaman yang telah dilaluinya, yang ia tahu hanyalah tiang langganan pipisnya sudah dipipisi anjing-anjing jantan lainya selama ia tertidur. Walaupun pada kenyataanya saya tidak memiliki tiang langganan pipis tapi hidup saya tak jauh berbeda dengan binatang melata tersebut.
Tak bisa dipungkiri betapa gondoknya bila barang yang menurut Anda ekslusif, mendadak menjadi barang pasaran yang terkesan murahan. Teringat betapa saya mengagumi bentuk unik BlackBerry ketika meluncurkan produknya di awal tahun 2000 dan kini saya hanya menelan ludah pernah mengagumi gadget yang kini menjadi icon kegaulan pemuda-pemudi. Saya tak rela digauli gadget tersebut. Lalu masih teringat betapa saya mengagumi baju bola atau yang sekarang dikenal dengan jersey oleh khalayak. Namun perlahan tapi pasti, hampir seluruh orang yang mengaku pendukung klub sepak bola mancanegara tapi mainnya futsal, memiliki jersey KW thailand klub kesayangannya. Lebih hebatnya nyaris di setiap mal atau pusat keramaian lainnya ada saja orang yang jalan menggunakan baju bola. Di zaman saya masih koleksi baju bola secara rutin, menggunakannya selain untuk main bola saja sudah berat karena baju bola steriotipenya adalah Ucup, tokoh dalam serial 'Bajaj Bajuri' yang berpenampilan na'as dan selalu menggunakan baju bola hingga episode lebaran sekalipun.
Cukup terkesan bawel memang postingan ini. Bukan saya juga yang mengatur hidup Anda untuk bagaimana menyikapi perubahan zaman yang cepat ini. Namun cukup disadari saja, saya atau pun kami peduli. Perubahan zaman ini terjadi dengan cepat dan durjana, bukan berarti tidak mengikuti perubahan maka Anda dibilang orang yang kuper. Saya yakin siapa pun yang mengikuti seluruh perubahan zaman dengan mentah-mentah sebenarnya punya potensi lebih dari sekedar hanya menjadi pengikut zaman. Yup, saya peduli. Seekor anjing yang merasa tiang langganan pipisnya sudah penuh saja akan mencari tiang baru. Maka jadilah anjing dan mari bersama-sama kita cari tiang baru!