Adakah yang memiliki tang?

Sebuah kalimat bodoh yang diucapkan teman saya yang orang arab, kalimat ini diucapkan ketika menemui seorang wanita dalam sebuah mal.

"Eh, punya tang gak?" tanya teman arab saya.
"Gada" jawab si wanita.
"Tapi nama punya kan?" tanya teman arab saya dengan muka sedikit cabul.

Lalu bergegaslah wanita tersebut meninggalkan onta horny yang menanyakan namanya.

Dari kalimat bodoh tersebut, saya sedikit terinspirasi untuk menggunakanya di blog pertama saya.

ADAKAH YANG MEMILIKI TANG?
KALO PUN GADA, NAMA PUNYA KAN?
KENALAN YUK! :D


Hai!
Saya Tony, seekor mahasiswi eh mahasiswa dari sebuah Institut Pertanian di Bogor (hapuslah kata 'di' dan kalian akan mendapatkan petunjuk) yang sekarang ini masih menjalani tahun pertama di kampus ini atau tahun pertama di kampus saya lebih dikenal sebagai TPB, Tingkat Persiapan Bersama atau  juga Tingkat Paling Bego (Dalam blog-blog yang akan mendatang, akan lebih dibuktikan mengapa TPB layak dibilang Tingkat Paling Bego.)

Di tahun pertama saya berkuliah, diwajibkan untuk tinggal di asrama. Persetan mau tinggal di Bogor juga, tetap diwajibkan tinggal di asrama dengan mahasiswa-mahasiswa lainya yang berasal dari daerah-daerah diseluruh Indonesia hingga luar Indonesia, ini dibuktikan dengan penemuan seorang mahasiswa yang berasal dari Bangkok yang kemudian menjadi teman sekamar saya di asrama (pernyataan ini sungguh terasa homo).

Namun, apa yang dirasakan di asrama ternyata tak sedurjana yang dibayangkan sebelumnya. Dulu saya (atau mungkin semua orang dan hewan) menganggap tinggal di asrama adalah sebuah malapetaka walaupun tak mungkin separah menghadapi kenyataan bahwa ibu anda adalah Nurdin Halid. Image sebuah asrama selama ini kurang lebih adalah membayangkan sebuah kamar kecil yang dihuni 10 orang berjenis kelamin sama dengan satu ranjang kecil, dengan hanya 3-4 kamar mandi di tiap lorongnya, dan memiliki tali jemuran panjang yang diisi oleh pakaian berbentuk segitiga milik orang yang berjenis kelamin sama.

Tapi setelah tinggal di asrama, keraguan selama ini tertepis, kecuali 3-4 kamar mandi ditiap lorongnya. Di tiap kamar asrama dihuni 4 orang dan kadang ditambah 2 binatang, satu berupa kucing yang suka ikut masuk ke kamar dan satu lagi adalah orang lain selundupan yang tinggal dikamar anda untuk membantu menghabiskan makanan ( tanpa disuruh) dan membantu merusak kehidupan rumah tangga di kamar asrama. Saya memiliki teman sekamar bernama Proginul Wangsomulyo, Abdul Jaber, dan Ahmad Ghuling (untuk kenyaman bersama, nama-nama tersebut adalah samaran demi melindungi hewan-hewan langka tersebut).

Cukup dulu deh segini perkenalanya, dukungin terus yeh biar semangat ngeblog! hehehe

4 comments

Anonim | 10 Februari 2011 pukul 01.17

idih... si palsu ini ngeblog juga wakakak...

tonsyaukat | 10 Februari 2011 pukul 01.20

pan masih belajar kakak :3

Vinni Nurizky | 20 Februari 2011 pukul 04.56

semangat terus ton! seru baca tulisan lo orang gilak hahaha

Cornell Ridha'Ajie Adyas | 23 April 2011 pukul 02.59

wkwkw, ceritain si keledai ton

Posting Komentar