My Quotes of WTF

"Tidurlah sebelum ditiduri"
                         - Abdurrahman Fathony Syaukat.





"Mending mati di Dufan daripada mati di asrama"
                         - Abdurrahman Fathony Syaukat.




"Gaul lah sebelum digauli"
                         - Abdurrahman Fathony Syaukat, dikatakan kepada Abdul Jaber yang hendak memasukan bajunya kedalam celana.

Penghuni kamar 172 part 2

Setelah berhasil mendeskripsikan seorang penghuni kamar 172 bernama Proginul, kini saya akan berlanjut mengenalkan penghuni kamar lainnya, dan orang yang beruntung itu adalah Abdul Jaber.

Sebenarnya mendeskripsikan orang ini hanya cukup menggunakan satu kata dan semua orang yang membaca akan langsung memahami sembari menghina penuh kepuasan. Jaber ini orang CUPU.
Well, saya takkan sejahat itu mendeskripsikan teman saya hanya dengan satu kata hina itu, tapi saya akan lebih jahat dengan mendeskripsikanya menggunakan kata-kata LEBIH durjana (sungguh diri ini sangat puas menindas kecupuan orang ini hingga suatu hari nanti ia akan mengalami keterbelakangan).

Seperti orang (ehem, cupu) pada umumnya, penampilanya amat mudah ditebak : kulit terawat, rapih, rambut klimis aerodinamis, tidak ada kumis, amat ekonomis, peminum pipis. Belum selesai sampai disitu, fakta bahwa ia adalah warga Jawa yang amat polos dan lugu semakin membuat ia terpuruk dalam status "Culun of all time". Bila ia bukanlah seorang mahasiswa melainkan seorang tentara, tetap saja tidak ada yang berubah sebab mungkin ia akan menjadi budak pemuas nafsu dan diperkosa tentara lainnya. Ia berasal dari Bojonegoro, suatu daerah di Jawa yang menurut pengakuanya masih bergelut mencari sinyal internet. Namun ia sangat bangga menjadi warga Bojonegoro, hanya ia yang dapat melafalkan "Bojonegoro" dengan baik dan benar sesuai EJYD, Ejaan Jawa Yang Disempurnakan. Di saat kita mengucap "Bojonegoro" dengan datar, dengan lantang dan pasang tampang murka (yang pastinya sangat cupu) ia akan membenarkan pelafalan yang benar, ia melafalkan "Bojonegoro" dengan penuh kesempurnaan orang Jawa : "Bhohjhohneghoroh". Damn, sangat-sangat sempurna.

Bila ia akan berangkat kuliah, itu akan jadi pemandangan yang sangat menghibur bagi saya dan Proginul yang notabenenya orang pemalas. Dengan sangat sigap ia akan siap 1 jam sebelum kuliah dimulai dengan menaiki bis kampus yang diparkir di depan asrama. Dengan kepolosanya ia akan menaiki bis tersebut dengan langsung mencap bangku di paling depan bersebelahan dengan pak supir. Bila sudah ada yang menempati kursi tersebut, dengan bibir melipat dan muka yang kecut ia akan berkata "Punyaku!" dengan intonasi yang manja. Pemandangan seperti ini biasa saya lihat ketika anak tetangga saya akan naik jemputanya sambil berebut kursi depan dengan anak kecil lainya, tak disangka ketika saya kuliah pun pemandangan ini masih sering dilihat. Setelah duduk di depan, ia akan mengeluarkan buku kuliah dengan wajah berseri-seri, dan disaat inilah saya dan Proginul akan beraksi. Kita akan menghampiri bis tersebut dan dengan muka bak titisan dajjal kita akan membuka mulut selebar-lebarnya dan menumpahkan segala kebengisan dalam tawa yang terbahak-bahak melihat teman sekamar kita yang tingkat keculunanya diambang batas normal, dimana kita selaku manusia mengira orang yang culun seperti di film-film itu hanyalah mitos atau cerita rakyat yang diceritakan turun-temurun.

Kurang lebih beginilah macam-macam celaan saya dan Proginul dari luar bis terhadap Jaber.

Saya       : AHAHAHAHAHAHA. Eh Ber, belahan rambutnya kurang ok. gak to the max!
Proginul  : Eh eh eh, ton. Liatin gw, gw mau jadi Jaber (lalu membusungkan perut dan memasang tampang blo'on penderita epilepsi). Hai aku Jaber, aku cupu, aku makan biskuit Regal.
Jaber      : ... (dari dalam bis memasang tampang antagonis bak pemain sinetron pemeran majikan keji).
Saya       : (Ikut menirukan Jaber) Aku Jaber, aku pakai parfum casablanca dan bedak calycile di ketiaku.
Proginul  : Aku Jaber, aku main Pizza Frenzy!!
Saya       : ......

Dan Jaber mendadak paket kiriman berupa SIM B langsung dari surga lalu atas kehendak-Nya Jaber menabrak kami dengan bis lalu kembali menggilas kami tetap dengan tampang majikan kejinya.

Namun, dibalik keculunan seorang Jaber, ia adalah orang yang baik hati dan cerdas. Kami teman sekamarnya merasa bodoh di dekatnya hingga terjadi kesenjangan sosial antara Si Pintar dengan kelompok Si Dongo-tapi-hidup. Tapi kesenjangan itu memudar karena tanpa ragu Jaber akan mengajar orang yang sedang butuh.
Kadang justru ia sangat terlihat cantik seperti di foto berikut.



Lagi-lagi anda terkena jebakan betman, tragis. :maho
Yah, begitulah rupa teman sekamar saya di asrama.

Dengan selesainya deskripsi tentang Abdul Jaber, berarti tersisa satu nama yang belum di ceritakan, yaitu Ahmad Ghuling. Nantikan kisahnya mengenai teman saya yang berasal dari Thailand, negeri para banci seksi.

Bye!

Penghuni kamar 172 part 1

Sesuai janji saya di post sebelumnya, saya akan sedikit menceritakan mengenai teman-teman sekamar saya di asrama. Makhluk-makhluk ini yang akan menemani saya hingga penderitaan suka dan duka di tahun pertama di kuliah ini berakhir bersama di kamar 172, kamar tinggal saya di asrama. Damn, lagi-lagi terasa seperti penyuka sesama jenis.

ok, daripada terdengar semakin aneh, langsung saja diperkenalkan kepada orang pertama penghuni kamar.

Pertama akan diperkenalkan seorang lajang dari bandung bernama Proginul Wangsomulyo. Dari namanya kadang menimbulkan fitnah berbau SARA, tak jarang orang menganggap ia seorang penganut Hindu atau Budha, tapi saya yakinkan bahwa ia seorang Muslim dan itu dapat dibuktikan dengan pengakuanya bahwa ia telah disunat. Memang bukan nama yang cocok untuk di hafal ketika baru berkenalan, karena akan susah diingat. Contohnya di minggu-minggu awal tinggal di asrama, karena susah untuk mengingat namanya maka muncullah nama-nama karangan seperti "Proga", "Progu", hingga "Proanal" (nama yang terakhir terasa vulgar namun justru mudah diingat).
Rupa dari orang satu ini sangat eksotis dengan rambut yang keriting menyerupai bulu dada Rhoma Irama ketika masih muda dan enerjik. Kulitnya sangat gelap, dan hingga saat ini kulit gelapnya dijadikan alasan kenapa ia selalu bersolek dengan berbagai lotion se-tupperware yang ia bawa dari Bandung (dalam satu tupperware mungkin berisi empat macam lotion, tapi jujur, tak satupun lotionya membawa perubahan).
Ia memiliki kemampuan tak tertandingi dibandingkan penghuni asrama lainya. Disaat seorang mandi di pagi hari sebelum berangkat kuliah dan baru akan mengeluh merasa gatal ketika di sore hari, seorang Proginul tidak akan mengeluh gatal di sore hari, melainkan 3 HARI KEMUDIAN! Ini pernah bahkan sering dibuktikan langsung olehnya.
Berikut dialog yang membuktikan kemampuanya,


> Pagi hari
Proginal : mandi ah, mau kuliah.
Saya : ya mandi sanah, koreng. Gua juga mau mandi.

> Sore hari
Saya : anjir, gatel siah (sambil garuk selangkangan).
Proginal : (hening)

> 3 hari kemudian
Proginal : Iya siah ton, gatel belum mandi (baru menanggapi pernyataan saya setelah 3 hari).
Saya : ... babi modern lu.

Namun karena kemampuanya pula, munculah suatu kelemahan. Sedikit mengupas mengapa ia memiliki berbagai macam lotion dalam tupperwarenya, selidik punya selidik ternyata semua lotion tersebut digunakan untuk menutupi keborokanya, dan saya katakan sekali lagi, keborokanya. Beberapa menit sekali ia akan membuka celananya (tanpa memperdulikan dia sedang berada dimana dengan siapa) lalu meraih tupperwarenya. Dengan posisi badan meringkel seperti udang yang direbus, tanganya dengan cekatan bagaikan tukang siomay akan mengoleskan berbagai macam lotion pada ... selangkanganya.
Pemandangan seperti ini pada awalnya sangat meresahkan warga, disaat sedang khusyuk menghadapi ulangan MTK dengan hinanya ia takkan segan membuka celananya dengan memamerkan selangkanganya. Disituasi seperti ini, siapapun yang melihat diyakini akan mengidap cikungunya dalam waktu yang dekat.

Termasuk anda!


jebakan betmen!

Gambar memang tak pernah berbohong.
Semoga sang korban postingan akan terima postingan ini dengan lapang dada.

Masih ada 2 orang lagi dari kamar 172 yang belum diceritakan, jadi tetap menyimak blog ini, yah!
Ingat, JANGAN PERNAH NAMAI ANAK ANDA YOUNGHUSBAND!

Adakah yang memiliki tang?

Sebuah kalimat bodoh yang diucapkan teman saya yang orang arab, kalimat ini diucapkan ketika menemui seorang wanita dalam sebuah mal.

"Eh, punya tang gak?" tanya teman arab saya.
"Gada" jawab si wanita.
"Tapi nama punya kan?" tanya teman arab saya dengan muka sedikit cabul.

Lalu bergegaslah wanita tersebut meninggalkan onta horny yang menanyakan namanya.

Dari kalimat bodoh tersebut, saya sedikit terinspirasi untuk menggunakanya di blog pertama saya.

ADAKAH YANG MEMILIKI TANG?
KALO PUN GADA, NAMA PUNYA KAN?
KENALAN YUK! :D


Hai!
Saya Tony, seekor mahasiswi eh mahasiswa dari sebuah Institut Pertanian di Bogor (hapuslah kata 'di' dan kalian akan mendapatkan petunjuk) yang sekarang ini masih menjalani tahun pertama di kampus ini atau tahun pertama di kampus saya lebih dikenal sebagai TPB, Tingkat Persiapan Bersama atau  juga Tingkat Paling Bego (Dalam blog-blog yang akan mendatang, akan lebih dibuktikan mengapa TPB layak dibilang Tingkat Paling Bego.)

Di tahun pertama saya berkuliah, diwajibkan untuk tinggal di asrama. Persetan mau tinggal di Bogor juga, tetap diwajibkan tinggal di asrama dengan mahasiswa-mahasiswa lainya yang berasal dari daerah-daerah diseluruh Indonesia hingga luar Indonesia, ini dibuktikan dengan penemuan seorang mahasiswa yang berasal dari Bangkok yang kemudian menjadi teman sekamar saya di asrama (pernyataan ini sungguh terasa homo).

Namun, apa yang dirasakan di asrama ternyata tak sedurjana yang dibayangkan sebelumnya. Dulu saya (atau mungkin semua orang dan hewan) menganggap tinggal di asrama adalah sebuah malapetaka walaupun tak mungkin separah menghadapi kenyataan bahwa ibu anda adalah Nurdin Halid. Image sebuah asrama selama ini kurang lebih adalah membayangkan sebuah kamar kecil yang dihuni 10 orang berjenis kelamin sama dengan satu ranjang kecil, dengan hanya 3-4 kamar mandi di tiap lorongnya, dan memiliki tali jemuran panjang yang diisi oleh pakaian berbentuk segitiga milik orang yang berjenis kelamin sama.

Tapi setelah tinggal di asrama, keraguan selama ini tertepis, kecuali 3-4 kamar mandi ditiap lorongnya. Di tiap kamar asrama dihuni 4 orang dan kadang ditambah 2 binatang, satu berupa kucing yang suka ikut masuk ke kamar dan satu lagi adalah orang lain selundupan yang tinggal dikamar anda untuk membantu menghabiskan makanan ( tanpa disuruh) dan membantu merusak kehidupan rumah tangga di kamar asrama. Saya memiliki teman sekamar bernama Proginul Wangsomulyo, Abdul Jaber, dan Ahmad Ghuling (untuk kenyaman bersama, nama-nama tersebut adalah samaran demi melindungi hewan-hewan langka tersebut).

Cukup dulu deh segini perkenalanya, dukungin terus yeh biar semangat ngeblog! hehehe