Saya, Sang Penulis Keledai

Mendadak saya terbangun, membuka laman blog saya, dan mengetik. Perbuatan yang bodoh mengingat besok pagi saya akan menghadapi ujian. Namun setelah diingat kembali, posting-an saya ternyata mayoritas dibuat ketika sedang musim ujian. Pantas IPK saya masih tertahan di angka dua. Apalagi IPK saya pernah menyentuh angka fantastis berupa tiga angka yang sama, yaitu angka dua. Oh, sungguh, pengalaman itu lebih menakutkan dibanding pengalaman disunat di klinik 24 jam tanpa mengenakan celana.

Yah, IPK. Itulah momok menakutkan bagi mahasiswa. Teringat bagaimana orangtua saya menelfon saya dari Jepang, dimana ketika itu mereka tengah mengunjungi kakak saya yang menjadi TKW disana. Dengan sungguh perhatian, mereka menanyakan seluruh kabar saya di rumah. Apakah saya sudah mengunci pintu, mematikan kompor, mandi, memberi nafkah istri tetangga, hingga pada akhirnya ibu saya menanyakan suatu hal yang sangat tabu. Pertanyaan ini walaupun tidak disebutkan dalam kitab suci namun kelak akan ditanyakan malaikat pencatat amal setelah pertanyaan apa agamamu. Pertanyaan itu :

BERAPA IP KAMU?


Seketika saya menirukan suara frekuensi walkie talkie seolah ada yang rusak dengan jaringan telfon. Perlahan saya menutup telfon dengan penuh hina. Sedangkan ibu saya disebrang sanah tengah bingung. Maafkan saya Telkomsel, saya tak bermaksud memfitnah Anda.

Seperti dejavu, kini saya kembali ditinggal sendiri di rumah kali ini orangtua saya menunaikan umrah. Dan lagi, saya membuat postingan bodoh ini dalam keadaan besok ujian.


Bodoh

Posting Komentar